Bojonegoro —Jatimpresisi.site. Proyek pembangunan irigasi di Desa Krangkong, Kabupaten Bojonegoro,sabtu 13/12/25 menuai sorotan keras dari warga. Pekerjaan yang disebut berada di bawah PPK UPT SDA Wilayah Sungai Bengawan Solo itu diduga kuat dikerjakan tidak sesuai spesifikasi teknis (spek) dan minim transparansi sejak awal pelaksanaan.
Pantauan di lokasi menunjukkan proyek tersebut tidak dilengkapi papan nama kegiatan, sehingga publik tidak mengetahui secara jelas nilai anggaran, sumber dana, pelaksana proyek, maupun waktu pengerjaan. Kondisi ini menimbulkan dugaan kuat adanya pelanggaran prinsip keterbukaan informasi publik dan memunculkan istilah “proyek siluman” di tengah masyarakat.
Tidak hanya soal administrasi, kualitas pekerjaan fisik menjadi sorotan utama warga. Hasil pengecoran beton terlihat jauh dari standar. Pada sejumlah titik, tampak lubang-lubang di sela besi tulangan pasca pengecoran, menandakan proses pengadukan dan pemadatan beton yang diduga tidak maksimal.
Lebih mencurigakan lagi, ketebalan beton dinilai tidak merata dan cenderung tipis, sehingga memunculkan kekhawatiran terhadap kekuatan dan daya tahan bangunan irigasi tersebut. Proses pengerjaan yang masih menggunakan alat manual sederhana tanpa dukungan peralatan teknis memadai semakin menguatkan dugaan bahwa pelaksanaan proyek tidak mengikuti spesifikasi teknis yang ditetapkan.
Warga juga menyoroti kondisi material besi wiremesh yang tampak berkarat. Bahkan, muncul dugaan bahwa material tersebut merupakan besi bekas, bukan material baru sebagaimana lazimnya proyek infrastruktur yang dibiayai dari anggaran negara. Jika dugaan ini benar, maka pelaksana proyek dinilai telah mengabaikan standar mutu dan keselamatan konstruksi.
Sejumlah warga menduga proyek irigasi ini berada di bawah kewenangan SDA Kabupaten Bojonegoro. Namun, mereka menyayangkan lemahnya pengawasan lapangan yang memungkinkan pekerjaan berjalan tanpa kontrol ketat. “Kalau proyek negara tapi hasilnya seperti ini, jelas masyarakat dirugikan,” ujar salah satu warga setempat.
Masyarakat mendesak dinas terkait dan pihak pengawas proyek untuk segera turun ke lapangan melakukan pemeriksaan menyeluruh. Evaluasi teknis, uji mutu beton, serta audit material dinilai mutlak dilakukan untuk memastikan apakah pekerjaan telah sesuai spek atau justru menyimpang.
Warga menilai, jika pengawasan lemah dan dugaan penyimpangan ini dibiarkan, maka proyek irigasi yang seharusnya menunjang sektor pertanian justru berpotensi cepat rusak, tidak berfungsi optimal, dan menjadi pemborosan anggaran negara.
Masyarakat berharap ada klarifikasi terbuka, tindakan tegas, dan transparansi penuh agar pembangunan infrastruktur tidak hanya menjadi proyek formalitas, melainkan benar-benar memberikan manfaat nyata dan berkelanjutan bagi petani dan warga Desa Krangkong.
Tim.
(**)












